PESTA DUGEM INTERNASIONAL
by Zeng Wei Jian

POPULAR CULTURE berkembang-biak di kalangan Liberal Amerika. Ditentang keras oleh kaum puritan dan republikan.

Karakternya, in nature: vulgar, hedonistik, self absorbed, dehumanising, plastik dan empty. Freesex dan orgy party salah satu favorit mereka. Sumber utama AIDS, sepilis dan rape. Atas nama hak asazi, gay sex party dimaklumi. Komersialisasi badan perempuan adalah perilaku grotesque. Tapi mereka senang. Benar-benar anak setan. Singkatnya, para pecandu pop-culture berpenampilan semi-retarded.

John Storey, dalam buku berjudul “Cultural Theory and Popular Cultur”, berpendapat bahwa pop-culture lahir dari urbanisasi akibat revolusi industri, teridentifikasi sebagai “budaya massa”. Saya kira, ini merupakan bad effect dari modernisme.

Dua dekade terakhir, di tangan pop-culture agent, seni jadi berantakan. Seni seharusnya merupakan simbol apresiasi terhadap keindahan dan pengetahuan. Saya kira, ngga ada indahnya saat Lady Gaga memperlihatkan sempaknya on stage. Malah, menjijikan to my eyes.

Postmodernism tidak lagi mengenal perbedaan antara budaya luhur dan budaya populer. Situasinya jadi semakin buruk setelah Cultural Marxis menguasai society. Art jadi bermutu rendah. Lihat saja lukisan aliran “realisme-sosialis”. Guratan sampah warna-warni tanpa skill dan meaningless.

Entah, apakah budaya religius Indonesia mulai digerus oleh pop-culture dengan salah satu variannya seperti “pesta dugem internasional”. Setuju dengan Ustad Tengku Zulkarnain, “Betul. Indonesia bukan teokratik state. Tapi juga bukan negara setan”.

THE END

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.