by Tarmidzi Yusuf
Pengamat Politik dan Sosial
Beberapa hari lalu LSI Denny JA merilis hasil survei Pilkada Kabupaten Bandung. Tepatnya, 5 Desember 2020.
Sudah diduga. Survei LSI Denny JA menempatkan pasangan BEDAS dengan elektabilitas tertinggi, 45,7%. Diikuti pasangan NU PASTI 28,2% dan DAHSYAT 14%. Swing voters 12,4%.
Yang menarik dari rilis survei LSI Denny JA narasi yang dibangun sama dengan survei yang dirilis bulan lalu, 16 November 2020.
Misalnya, pasangan nomor urut 1 Kurnia Agustina dan Usman Sayogi atau NU PASTI bisa naik dengan elektabilitas di atas 30% apabila terjadi tsunami politik dan money politik.
Narasi yang dibangun LSI Denny JA bias dan tidak ilmiah. Pasangan Kurnia Agustina – Usman Sayogi bila menang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung dituding hasil money politic. Narasi penyesatan.
Padahal, fakta di lapangan sangat berbeda dengan hasil survei LSI Denny JA. Belum lagi angka-angka yang ditampilkan. Terkesan utak atik angka. Yang menang survei dikalahkan. Yang kalah survei dimenangkan.
Soalnya, angka dan narasi yang dibangun LSI Denny JA sama persis dengan yang diwartakan MI 26 Oktober 2020 yang lalu. Ada kecurigaan hasil survei Desember modifikasi dari hasil survei Agustus 2020 silam. Utak atik angka.
Disamping itu, ada dugaan bagi-bagi sembako yang dilakukan paslon nomor 3. Videonya viral. Bagi-bagi sembako di masa tenang tertangkap tangan warga di Kecamatan Ibun. Panwaslu sudah turun tangan.
Dugaan bagi-bagi sembako yang disebut-sebut dilakukan anggota DPRD dari salahsatu partai pengusung paslon nomor 3.
Kalau narasi yang dibangun LSI Denny JA benar. Kenapa justru yang tertangkap tangan bagi-bagi sembako yang diduga dilakukan paslon nomor 3?
Ini kan aneh. Survei LSI Denny JA senjata makan tuan.
Bandung, 21 Rabiul Tsani 1442/7 Desember 2020